Rabu, 19 Februari 2014

Solo jadi gudang inspirasi Anne Avantie

Sejumlah kisah pilu Anne Avantie memang sempat terpahat di Kota Solo. Namun, bagi Anne Solo adalah kota yang banyak mengerjapkan inspirasinya.
Itulah sebabnya tiap kali kepenatan melanda pikirannya, Anne tak jarang langsung meluncur ke Solo.
Di Solo ia bisa berkeliling ke tempat-tempat kuliner yang sempat menorehkan kenangan manis kala anak-anak dan remaja. Mulai dari wedangan Pak Wiryo di Purwosari sampai ke tempat penjual brambang asem di Gremet. Ia pun selalu menyempatkan berkunjung ke sejumlah kerabat dan teman yang notabene menjadi bagian energi kesuksesannya. “Orang itu harus tahu tepa slira dan asal muasal,” sarannya.

Anne pun menyempatkan blusukan ke kampung batik Kauman maupun kampung Batik Laweyan. “Kalau ke Solo saya bisa setengah hari di Kampung batik Laweyan,” ujarnya.

Itulah mengapa, saat berkunjung ke Kauman dan melihat banyak batik lawas terbuang, mengaduk-aduk emosi Anne untuk menjadikan batik-batik lawas itu bernilai. Jadilah kemudian Anne membuat busana siap pakai bertajuk Batiken Lawasan.

Seperti rancangan kebayanya yang banyak ditiru, ia justru ingin Batiken Lawasan bisa diikuti dan dikembangkan. “Karya saya dikloning dari sabang sampai merauke dari kelas kambing sampai kelas kakap dari pasar sampai butik dari penjahit sampai desainer. Tapi saya bersyukur bahwa Tuhan memilih saya. Melalui karya saya, saya dapat menginspirasi dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang,” urainya.

Lewat karya-karyanya, Anne sekaligus ingin mengingatkan kalaulah setiap orang pada dasarnya memiliki talenta. Walhasil sejak remaja, Anne sudah yakin jika talenta seni yang dimiliki bisa menjadi pijakan hidupnya kelak. “Sejak sekolah saya tidak pernah khawatir. Hanya bagaimana mengembangkan talenta, itu butuh kesadaran, pemahaman, impian, kerja keras dan doa,” ungkapnya.

Maka, imbuh Anne, jangan pernah takut mendapatkan pekerjaan ketika tidak menempuh sekolah tinggi. Jangan pula merasa kalau berpendidikan rendah tidak bisa berhasil. “Keterbatasan dalam segala hal justru memicu untuk bergerak lebih cepat,” ungkapnya.

Menurut Anne, hidup itu seperti permainan kartu. Jika mendapatkan kartu bagus, tentu akan memikirkan bagaimana melangkah lebih lanjut. Tetapi jika memiliki kartu jelek, tak perlu takut. Lewat strategi jitu, orang berkartu jelek dapat mengalahkan orang yang punya kartu bagus. “Tetapi, bukan berarti menempuh pendidikan formal tak penting,” ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar